0 Comment

ENTAH berapa derajat suhu kotaku sekarang ini.Teriknya matahari tak memberi iba kepada peserta OSIS SMK 3.Seandainya meeka memperhatikan pesera MOS yang tengah dijemur itu,ingin rasa sekedar memberi segelas aqua untuk menghapus muka muka yang hangus dan kumel itu.Namun rasa lelah akan segera berakhir,karena hari ini adalah hari terakhir yg ditutup dgn apel penutupan MOS yg telah dinanti nanti.Semua wajah peserta kembali sumringah ketika apel selesai.Begitupun dgn Alia yg tersenyum melirik seorang disana.
Kini seragam putih birunya akan menjadi putih abu abu.Beranjak dewasa dan mulai berfikr kearah mana hidup dan sesuai dgn minatnya.

“Haha,SMK ui!” Emaaaaaak,lihatlah anakmu ini maaak ! kasep oisan eui,” si Doger berteriak bgga smbl angkat2 kerah seragamnya yg masih kinclong.
“Norak lu!” Alia dgn sigap menimpuk kepala Dogor dgn buku yg kebetulan sekali bertengger di tanganya.Oh ya ! Sebenarnya namanya Doni,namun karena suara nyaringnya ia dijuluki si Doger.
“So what? Wah wah,ini nih bukti anak yg sama sekali tidak bersyukur diberi karunia ALLAH subhanallahu wata’ala,masya ALLAH! Mengapa anak jaman sekarang tak pernah brsyukur kepadaMU ya ALLAH,mengapa oh mengapa !” lagaknya seperti ustadzah,tapi ujung ujungnya jadi seperti penyanyi dangdut yg nyanyiim lagu patah hati.
Alia malu bukan main.Karena teman teman yg tengah melintas di dkt mreka ber2 reflek memperhatikan tingkah laku Doni.
“Dogerrrrr ! udah deh plisss,” suara Alia sedikit berbisik namun sama sekali tak diperdulikan doni. Karena tidak tahan malu Alia langsung kabur
“Aliaaaaa ! mau kemana lo ? kenapa sih lo nggak pernah ngajak gue ? Mengapa kau tega. Oh teganya dirimu teganya teganya teganya . . .”
Entah berapa banyak kata ‘teganya’ terus dinyanyikan sama Doger,Alia sama sekali tak peduli.Buru buru Alia menaiki tangga dan menuju kelasnya.Namun sesosok laki laki yg diperhatikanya saat MOS turun melalui tangga ketika Alia setengah menaiki tangga.Mau tidak mau mereka berpaspasan langsung.Jantung dag dig dug tidak karuan,namun wajah laki laki itu tetap tenang dan melumpuhkan hati Alia dgn senyum simpul di sudut bibirnya.
Ya Tuhan,senyum macam apa yg ia kirimkan kepadaku. Kenapa ia begitu tega membiarkan bayangnya mengusik tidurku.Sesungguhnya dia tidak salah,namun kenapa aku begitu tertarik kepadanya.Mengapa harus aku yg mengalami ini
“Bagus ya lo ninggalin gue”.Kali ini gentian Doni yg mendaratkan bukunya yg lumayan tebel di kepala Alia.
“Sori deh sori,lagian lo kumat sih kayak gitu,gue kan risih juga,” Alialansung mendarat dari anganya yg telah kemana mana.
“Kenapa lo senyum senyum ?” Doni bertanya menyelidik.Tidak bias dipungkiri betapa hebatnya si Doger yg satu ini bias membaca pikiran Alia.Namun kali ini Alia takut menatap mata Doni,Ia takut sesuatu terbaca dari balik matanya.Aku jatuh cinta,dan aku tau itu cinta.
Wajah Doni masih menantikan jawaban dari Alia.Untungnya bu Lasmi dating dan semua siswa dalam kelas langsung bubar dari acara ngerumpi pagi.
Saat pulang sekolah,Alia langsung merebahkan dirinya di kamar setelah melirik ke dapur tidak ada sedikitpun nasi di meja makan.Kakanya telah meninggal dunia karena overdosis obat obatan terlarang.Sementara kakak yg berjarak 2 tahun dari Alia telah sukses menjadi preman jalanan.Keluarganya cukup sempurna,dikaruniai seorang ayah yg penjudi,ibunya yg hanya bias menjadi buruh cuci,dan anak anak yg putus sekolah.Entah mengapa Alia tak pernah antusias dgn sekolah barunya,dgn jenjang pendidikanya yg trs meningkat,ia serasa hidup di dunia yg tak terdidik ,ia hidup dalam kehancuran keluarga yg trjalin sejak kematian kakak tertuanya ketika Alia masih duduk di kelas 4 SD.Yg dipikirkanya ialah kapan ia berenti sekolah seperti yg dialami kakak kakaknya.Kapan ia akan menjasi manusia yg bekerja tanpa mengenal halal dan haram asalkan perut terisi.
“Lia!!” sayup sayup terdengar suara mama dari pintu depan.Namun Alia memutar balik apa yg telah ditangkap telinganya.Ia membenamkan wajahnya ke bantal yg senantiasa menjadi bahu saat ia menangis.Terdengar pintu kamarnya terbuka dan mama duduk dikasurnya Lia.
“Lia,mama bawakan nasi bungkus,” ia mengusap kepala Alia sekali dan langsung beranjak dari kamar Alia.Hatinya miris dan pedih merasakan anaknya menangis dibelakangnya.Tuhan,kenapa kau hadiahkan aku dgn cinta,kenapa kau berikan aku cinta,jika untuk mencintai keluarga saja aku tak mampu.
Pagi ini matahari lagi lagi cerah,sama sekali tak mendukung wajah Alia yg pucat.Kepalanya pusing bukan main.Badanya hangat,namun ia tetap memaksakan dirinya berangkat kesekolah.Mungkin ia kurang beruntung karena harus sudah berpaspasan dgn Doni saat tiba disekolah.
“Muka lo pucat,Yak,” Alia tetap menunduk lesu.
“Gue gak papa,”Alia langsung kelas dan merebahkan kepalanya yg masih berat di meja.
“LO bener gak papa ?” ternyata Doni masih membuntutinya hingga keruang kelas dan duduk disamping Alia.Reflex ia langsung mengangkat kepalanya dan menatap Doni.
“Iya,nggak papa kok,”jawab Alia menahan pandanganya yg mulai kabur.
“Oh,hmm oke deh kalo gitu.Oh ya kebetulan gue mau ngenalin lo ke sahabat gue dari SMP nih,kenalin dong,namanya Tirta”.
Alia melihat sosok laki laki itu dr balik Doni.Namun matanya terasa berat dan seketika semua gelap.Tuhan,kenapa kau datangka cinta saat aku tak berdaya.
Alia terbaring di UKS.Ketika ia sadar yg pertama kali dipikirkan adalah kenapa ia bias lemah seperti ini.Ternyata ia begitu sakit ketika melihat mamanya yg pucat dikamar,karena itu sebungkus nasi miliknya ia relakan untuk mengisi perut mamanya yg sudah berjuang keras membiayai hidupnya.Hingga lebih 24 jam Alia sama sekali belum makan sebutir nasi pun.Yg dilihatnya pertama hanyalah laki lakiitu,ya dia ingat,Tirta namanya.
“Eh,udah sadar,”Tirta langsung menutup bukunya dan membenarkan bantal yg menjadi alas tidur Alia.Kepala Alia masih pusing,namun sosok Tirta teramat saying untuk dilewatkan,karena ia begitu menenangkan.Alia masih malu untuk menatap matanya langsung,ia hanya bisa memalingkan wajahnya dan merasa tidak berhak memandangnya.
“Masih pusing ?” Tirta pelan pelan bertanya pada Alia yg memalingkan wajahnya.
“Ya,sedikit”hanya jawaban alakadarnya.Lalu kak Nita sbg ketua PMR mengambil alih tubuh Alia.Diperiksanya denyut jantung dan ia mengusapkan minyak kayu putih di kening Alia.Ia sedikit tenang sekarang.Namun Tirta sudah keluar UKS ketika bell masuk kelas berbunyi.
Saat pulang sekolah,kak Nita membantu Alia beranjak keluar UKS.
“Alia bisa pulang sendiri ?”
“Bisa kak,makasih ya kak,”Alia langsung membawa tasnya dan pergi ke gerbang untuk sebisa mungkin tiba di rumah secepatnya.Tapi entah hari ini hari sialnya atau apa,lagi lagi ia harus ketemu dgn Doni.
“Eh,udah sembuh lo ? cepet amat ?”
“Ngapain juga sakit lama lama,”Alia menjawab sambil terus berjalan.
“Lo kalau ada masalah,cerita dong ke gue,jgn di pendam sendiri,”
“Ah blagu lo ! Peduli apa lo,”senyum meremehkan begitu jelas tergsmbsr dibibirnya Alia.
“Selepe lo ! Lo piker gue gak tau lo naksir Tirta ?”kalimat itu meluncur dgn mulusnya.Alia langsung terhenti,lagi lagi Doni berhasil membaca pikiranya bahkan perasaanya yg di pendam sedalam mungkin. Wajahnya kini pucat seperti tadi pagi,ia takut dan malu.
“kenapa lo nggak cerita ke gue,ha ?”wajah Doni terlihat serius.
Alia hanya membeku tak berkutik sama sekali,ia bingung apa yg harus dikatakanya.Sementara untuk jujur saja susahnya setengah mati.
“Ng,ng gue malu tau !”jawab Alia mencoba rilex dgn suasana hatinya yg susah dikendalikan saat ini.
“Kenapa lo segampang gitu nyimpen perasan lo.Gue sahabat lo dari SMP,Tirta jg ttga gue yg pindah rumah dan sejak SMP kami deket banget.Gue udah kenal lo dan kenal Tirta,Kalian sama sama bodoh,hanya menyembunyikan rasa kagum masing masing”.
Alia bgt terpancing dgn kata kata Doni,ia ingin marah,namun butir bening mendahului mengalir tak beraturan dari matanya yg merunduk kecewa.Alia terlanjur emosi,ia berlari sekuat mungkin meninggalkan semuanya tanpa permisi.
Isi kamarnya berantakan total.Setelah menyantap barang terlarang milik kakaknya,Alia menyudut kea rah kematian yg sebentar lagi akan menjemputnya.Banyak kantong extasi yg telah kosong,semuanya di santap habis.Bibirnya mulai memutih,sepertinya racun telah berhasil memakan denyut nadinya,dan sebentar lagi darahnya akan berhenti mengalir.Sayup sayup ia mendengar pintu terbuka,mungkin mamanya telah pulang.Namun ternyata sosok Doni dan Tirta masuk dgn nafas terengah engah.Mereka langsung memandang Alia histeris.Sementara yg tersudutkan hanya ruang yg mulai gelap dan perasaan yg telah luntur termakan sakit yg menjalar di sekujur tubuh.
Tuhan,semoga rasa sakit ini menggantikan rasa cinta yg sama sekali bukan hak untukku.Dan semoga aku segera menyusul kakakku,sehingga penyesalan itu tdk akan pernah mampir menghantuiku di hari terakhir aku bernafas.
Sekuat apapun Doni dan Tirta berusaha,mereka tetap saja terlambat.Nafas Alia telah berhenti dan tubuhny tdk lg bernyawa.Tirta mengeratkan rahangnya,matanya panas menahan air mata yg sulit mengalir.Ia bgt kcw dgn keputusan Alia yg memilih untuk meninggalkan semuanya tanpa pikir panjang.
Pagi itu hujan.Kemana si mentari yg biasanya cerah bukan main.Seakan cuaca sangat bersahabat dgn Tirta saat jenazah Alia dikebumikan.Ia menangis,begitu jg dgn awan diatas sana.Tersisalah penyesalan untuknya,rasa akan keterlambatan untuk ungkapan sebuah rasa yg dipendam nya dalam.Doni hanya pasrah,kehilangan satu sahabatnya.Sedangkan Tirta semakin tenggelam dalam sebuah penyesalan yg mengikutinya setiap melangkah.

 
"Tuhan,mama tidak akan repot lagi menyisakan nasi untukku.Doni nggak akan segan lagi untuk mengexpresikan rasa bangganya.Dan aku tidak akan mungkin kembali memiliki rasa.Karena aku telah pergi dari penyesalan sebelum ia dating,dan karena aku telah bersembunyi dibalik cinta,ketika aku tau cinta itu perlahan berhasil menemuiku"

Post a Comment

 
Top